About Me

Foto saya
Bidor, Perak, Malaysia
Dan Dia(Allah) yang mempersatukan hati manusia(org yg beriman).Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yg berada dibumi,niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka,tetapi Allahr telah mempersatukan hati mereka.Sungguh,Dia Maha perkasa,Mahabijaksana. (8/63)

Jumaat, 27 Ogos 2010

Mencintai Ukhuwwah dan Perjuangan


‘’WAHAI PARA MUJAHID DAKWAH DAN JUNDULLAH ,PERERATKANLAH UKHUWAH DAN KUATKANLAH KESATUAN .BERSAUDARALAH DENGAN RUH ALLAH,BERDAMAILAH DENGAN IKHLAS DAN BERTAUBATLAH,WUJUDKANLAH KAREKTER ISTIK AKHLAKMU,JADILAH TELADAN,TUNAIKANLAH HAK-HAK UKHUWAH,PEGANGLAH ERAT MANHAJ ISLAM DALAM MENERAPKAN KECINTAAN DAN KESEPAKATAN HATIMU DAN AMBILLAH PEDOMAN DARI AL-QURAN DAN SUNNAH RASULULLAH S.A.W DALAM BERKASIH SAYANG SESAMA SAUDARA,JIKA ANDA MELAKUKAN HAL ITU SEMUA ,KETAHUILAH ANDA TERMASUK DALAM GOLONGAN ORANG YANG MENDAPAT NUSRAH MINAALLAH ''

(DR ABD NASIH ULWAN)


Dari kata –kata diatas ana teringat kisah sirah pada zaman sahabat ia merupakan sebuah kisah tentang kepemimpinan Ali ibn Abi Thalib, seorang Khulafa ur-Rasyidin yang sangat patut kita teladani. Tidak ada khalifah yang paling mencintai ukhuwwah, ketika orang berusaha menghancurkannya.

Baru saja dia memegang tampuk pemerintahan, beberapa orang tokoh sahabat melakukan pemberontakan. Dua orang di antara pemimpin Muhajirin meminta izin untuk melakukan umrah. Ternyata mereka kemudian bergabung dengan pasukan pembangkang. Walaupun menurut hukum Islam pembangkang harus diperangi, Ali memilih pendekatan persuasif. Dia mengirim beberapa orang utusan untuk menyedarkan mereka. Beberapa pucuk surat dikirimkan. Namun, seluruh usaha ini gagal. Jumlah pasukan pemberontak semakin membesar. Mereka bergerak menuju Basra.


Dengan hati yang berat, Ali menghimpun pasukan. Ketika dia sampai di perbatasan Basra, di satu tempat yang bernama Al-zawiyah, dia turun dari kuda. Dia melakukan solat empat rakaat. Seusai solat, dia merebahkan pipinya ke atas tanah dan air matanya mengalir membasahi tanah di bawahnya. Kemudian dia mengangkat tangan dan berdo'a:


"Ya Allah, yang memelihara langit dan segala yang dinaunginya, yang memelihara bumi dan apa-apa yang ditumbuhkannya. Wahai Tuhan pemilik 'arasy yang agung. Inilah Basra. Aku mohon kepada-Mu kebaikan kota ini. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya. Ya Allah, masukkanlah aku ke tempat yang baik, kerana Engkaulah sebaik-baiknya yang menempatkan manusia. Ya Allah, mereka telah membangkang aku, menentang aku dan memutuskan bai'ah bersamaku. Ya Allah, peliharalah darah kaum Muslim."


Ketika kedua pasukan sudah semakin dekat, untuk terakhir kalinya Ali mengirim Abdullah ibn Abbas menemui pemimpin pasukan pembangkang, mengajak bersatu kembali dan tidak menumpahkan darah. Ketika usaha ini pun gagal, Ali berbicara di hadapan sahabat-sahabatnya, sambil mengangkat Al-Qur'an di tangan kanannya: "Siapa di antara kalian yang mahu membawa mushaf ini ke tengah-tengah musuh. Sampaikanlah pesan perdamaian atas nama Al-Qur'an. Jika tangannya terputus peganglah Al-Qur'an ini dengan tangan yang lain, jika tangan itu pun terputus, gigitlah dengan gigi-giginya sampai dia terbunuh."


Seorang pemuda Kufah bangkit menawarkan dirinya. Kerana melihat usianya terlalu muda, mula-mula Ali tidak menghiraukannya. Lalu dia menawarkannya kepada sahabat-sahabatnya yang lain. Namun, tak seorang pun menjawab. Akhirnya Ali menyerahkan Al-Qur'an kepada anak muda itu, "Bawalah Al-Qur'an ini ke tengah-tengah mereka. Katakan: Al-Qur'an berada di tengah-tengah kita. Demi Allah, janganlah kalian menumpahkan darah kami dan darah kalian."

Tanpa rasa gentar dan penuh dengan keberanian, pemuda itu berdiri di depan pasukan pembangkang. Dia mengangkat Al-Qur'an dengan kedua tangannya, mengajak mereka untuk memelihara ukhuwwah. Teriakannya tidak didengar. Dia disambut dengan tebasan pedang. Tangan kanannya terputus. Dia mengambil mushaf dengan tangan kirinya, sambil tidak henti-hentinya menyerukan pesan perdamaian. Untuk kedua kalinya tangannya ditebas. Dia mengambil Al-Quran dengan gigi-giginya, sementara tubuhnya sudah bersimbah darah.Lirik matanya masih menyerukan perdamaian dan mengajak mereka untuk tidak menumpahkan darah kaum Muslim. Akhirnya orang pun menebas lehernya.Pejuang perdamaian ini rebah. Orang-orang membawanya ke hadapan saidina Ali ibn Abi Thalib. Ali mengucapkan do'a untuknya, sementara air matanya deras membasahi wajahnya.


"Sampai juga saatnya kita harus memerangi mereka. Tetapi aku nasihatkan kepada kalian, janganlah kalian memulai menyerang mereka. Jika kalian berhasil mengalahkan mereka, janganlah mengganggu orang yang terluka, dan janganlah mengejar orang yang lari. Jangan membuka aurat mereka. Jangan merosakkan tubuh orang yang terbunuh. Bila kalian mencapai perkampungan mereka, janganlah membuka yang tertutup, jangan memasuki rumah tanpa izin, janganlah mengambil harta mereka sedikit pun. Jangan menyakiti perempuan walaupun mereka mencemuhkan kamu. Jangan mengecam pemimpin mereka dan orang-orang saleh di antara mereka."


Sejarah kemudian mencatatkan kemenangan di pihak Ali. Seperti yang dipesankannya, pasukan Ali berusaha menyembuhkan luka ukhuwwah yang sudah retak. Ali sendiri memberikan keampunan besar-besaran. Sejarah juga mencatat bahawa tidak lama setelah kemenangan ini, pembangkang-pembangkang yang lain muncul. Ketika mereka terdesak dan kekalahan sudah di ambang pintu, mereka mengangkat Al-Qur'an, memohon perdamaian. Ali, yang sangat mencintai ukhuwwah, menghentikan peperangan.


Lihatlah…… sejarah yang terukir didalam ISLAM,umat Islam berpecah sesama mereka sendiri dan disinilah bermulanya kejatuhan kerajaan ISLAM yang pernah menjadi kerajaan teragung,pepecahan yang berlaku dikalangan pendokong Islam hanya mendatangkan kemudaratan dan ancaman kepada ISLAM yang kita cintai…SERULAH UKHUWAH……SERULAH PERPADUAN UNTUK MENERUSKAN PERJUANGAN …..hanya dengan ini ISLAM hanya mampu kembali menjadi yang teragung…Alangkah sedihnya jika Nabi Muhammad S.A.W melihat pepecahan yang berlaku dikalangan umatnya terutamanya pendokong dakwah ini ….BANGKITLAH DENGAN UKHUWAH DEMI ISLAM YANG DICINTAI…….


Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain."

Allah berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu." (Al-Hujurat: 10)

Nabi s.a.w pernah bersabda pada waktu haji Wada' yang disaksikan oleh sebagian besar sahabatnya, di antara pesan baginda adalah: "Sesungguh nya harta, darah dan kehormatan kamu haram atas kamu seperti kemuliaan harimu ini dalam bulanmu ini di negerimu ini." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadits di atas menunjukkan bahwa darah, harta dan kehormatan seorang muslim tidak boleh diganggu. Banyak sekali nas yang menunjukkan tentang larangan ini dan tidak terbatas pada waktu dan tempat. Allah telah menjadikan orang-orang mukmin itu bersaudara agar mereka saling kasih-mengasihi dan sayang-menyayangi.

Sabda Nabi s.a.w:

"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan kasih-mengasihi seperti tubuh, jika salah satu anggota tubuh terasa sakit, maka seluruhnya akan tidak bisa tidur dan demam." (Muttafaq 'Alaih)

Demikianlah di antara syarat-syarat ukhuwah yang harus dipenuhi oleh setiap muslim yang ingin mencapainya demi kesejahteraan ISLAM. Wallahu a'lam ......

Dipetik dari
SYARH ARBA'IN NAWAWIYAH ,RIYADHUSH SHOLIHIN, TAFSIR IBNU KATSIR

Tiada ulasan:

Catat Ulasan